Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) tumbuh kuat sebesar 5,92% hingga kuartal III-2025, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional maupun industri pengolahan nonmigas.
“Jadi di atas pertumbuhan ekonomi, di atas pertumbuhan sektor manufaktur, kita tumbuh di atas itu semua, 5,92,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Taufiek Bawazier, dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Taufiek menjelaskan, peningkatan kinerja sektor IKFT ditopang kontribusi positif dari sejumlah subsektor. Sektor tekstil dan pakaian jadi tumbuh 0,93% hingga kuartal III-2025, menunjukkan proses pemulihan yang berkelanjutan. “Walaupun tumbuh tipis, tapi ini sudah melalui proses remedy, recovery, hingga stabilisasi. Sekarang sudah masuk tahap akhir recovery,” jelasnya.
Kemenperin berharap dukungan lintas kementerian seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) agar sektor tekstil dan pakaian jadi bisa tumbuh lebih kuat.
Sementara itu, sektor kulit, barang dari kulit, dan alas kaki masih terkontraksi -0,25%. Namun, sektor kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh pesat 11,65%, diikuti industri barang galian bukan logam yang naik 7,34%.
“Industri keramik kita cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, dengan kapasitas mencapai sekitar 625 juta meter persegi,” tambah Taufiek.
Untuk sektor karet dan barang dari karet, pertumbuhan masih minus 3,20%, namun indeks kepercayaan industri (IKI) di subsektor ini tetap berada di level optimis, yakni 52,9. “Artinya, pelaku industri karet dan plastik masih memiliki kepercayaan tinggi terhadap prospek sektor ini,” ujarnya.
Sumber : Investortrust.id
